Artikel dan gambar: SOCCOM SDC
“Terus Melaju Untuk Indonesia Maju”
ITULAH TEMA Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 78 tahun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada 17 Ogos 2023 yang di sambut oleh seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai ke Pulau Rote dengan semangat kemerdekaan yang satu dan sama dalam menyambut hari yang sangat penting dalam catatan sejarah Bangsa Indonesia. Semangat kemerdekaan itu tidak hanya dirasakan dan disambut oleh rakyat Indonesia di dalam negeri saja tetapi menyebar sampai ke luar negeri dimana rakyat Indonesia berada. Contohnya di Amerika, Jepang, Belanda, Geneva, Malaysia dll. Di Malaysia, sambutan HUT Kemerdekaan dilaksanakan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kota Kinabalu, Sabah dan Konsulat Republik Indonesia (KRI) Tawau, Sabah dan di daerah-daerah lain di Malaysia seperti Sarawak dan Johor.
Sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri yang mencintai tanah air Indonesia sangat merasakan hangatnya sambutan kemerdekaan ini. Begitu juga dengan umat Katolik Indonesia yang berada di bawah naungan Paroki Santo Dominic, Lahad Datu, Sabah.
Setiap tahun umat Katolik Indonesia di Paroki St. Dominic diberi kesempatan untuk menyambut perayaan ini. Perayaan yang menyatukan ini tidak hanya di sambut oleh umat Katolik Indonesia, tetapi juga dihadiri oleh umat Katolik tempatan iaitu Sabah, umat Katolik dari Filipina, serta umat Katolik dari bangsa Cina dan India sebagai satu Gereja Paroki. Komiti Pastoral Indonesia (KPI) yang merupakan penganjur utama perayaan ini telah mempersiapkan acara ini sejak bulan Julai yang lalu. Salah satu persiapan awal dari perayaan ini seperti tahun-tahun sebelumnya adalah mengundang salah-satu Romo atau Paderi dari Indonesia khususnya dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kali ini, Romo yang diundang adalah Rm. Yohanes Berchmans Watun, CSsR atau biasa disapa Romo Manz Watun dari Kongregasi Redemptoris, Keuskupan Weetebula, Sumba. Beliau berasal dari Keuskupan Larantuka, Flores Timur, NTT. Dua minggu sebelum perayaan kesyukuran HUT kemerdekaan ini, beliau telah sampai di Paroki St. Dominic, Lahad Datu dan di terima dengan penuh sukacita oleh Paderi Paroki Rev. Fr. Stanley William Matakim dan seluruh ahli AJP Komiti Pastoral Indonesia dan segenap umat Katolik di Paroki St. Dominic.
Sambutan perayaan kesyukuran HUT kemerdekaan di paroki St, Dominic ini biasanya dilaksanakan pada bulan Ogos atau pada hari Minggu selepas tanggal 17 ogos dalam perayaan Ekaristi atau Misa Kudus agar semua umat dapat hadir bersama merayakannya. Namun tahun ini berbeza dengan tahun-tahun sebelumnya kerana disambut pada tanggal 10 September yang lalu kerana pada bulan Ogos program-program gereja sangat padat.
Perayaan penuh syukur atas anugerah kemerdekaan oleh Tuhan yang Mahakuasa ini diawali dengan Misa Kudus yang diselebran oleh Romo Manz Watun pada jam 9 pagi. Dalam homili-nya; Romo Manz mengatakan bahawa; “menjadi umat Katolik itu tidak boleh berdiri sendiri, kita memerlukan orang lain dalam kehidupan beriman dan bermasyarakat. Kita harus sedar bahwa kita ini 100% Katolik, 100% Indonesia. Karena itu kita mesti memiliki komitmen yg kuat untuk itu. Ada 3 macam komitmen yang perlu kita kembangkan dalam diri kita sebagai orang Indonesia sekaligus orang Katolik adalah:
- Commit to stay: Komitmen untuk terus menerus ada bersama dengan sesama kita apa pun situasinya, apa pun keadaan kita selalu ada bersama dengan sesama kita.
- Commit to serve: Kita semua dipanggil menjadi seorang pelayan. Sebagai seorang pelayan kita semua diminta untuk saling melayani satu sama lain. Kita semua adalah anak-anak Allah karena itu kita tetap saling bekerjasama dan saling menyempurnakan satu sama lain.
- Commit to grow together: Komitmen untuk sungguh-sungguh satu sama lain saling berkembang seperti apa adanya kita. Keberadaan sesama diharapkan untuk saling menolong satu sama lain agar sungguh-sungguh berkembang penuh sebagai pribadi. Agar 3 komitmen ini tetap kuat bertahan dalam diri kita, kita diminta untuk menelan 4 Vitamin iman:
antara lain:
- Vitamin C – Cinta yang berbuah ketulusan.
- Vitamin D – Doa yang berbuah kekudusan.
- Vitamin E – Ekaristi yang berbuah syukur.
- Vitamin A – Aksi yang berbuah ketaatan.
Perayaan Ekaristi selesai pada jam 10.30 pagi dan dilanjutkan dengan ucapan dari Pengerusi KPI, Sdra. Petrus Dalu selaku Pengerusi penganjur acara kesyukuran HUT kemerdekaan RI tahun ini. Sdra. Petrus menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada Paderi Paroki St, Dominic yang telah memberikan sekali lagi kesempatan kepada umat Indonesia untuk merayakan HUT Kemerdekaan. “Kita sememangnya bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan atas segala berkat dan kelimpahan Nya yang kita terima, di mana kita dapat sekali lagi merayakan bersama hari yang bersejarah ini ; Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia yg ke 78 tahun. Jutaan Terima kasih kepada Paderi Paroki Rev Fr Stanley Wiliam Matakim dan pembantu Paderi Paroki Rev Fr Marcelinus Pongking karena memberi kami kesempatan untuk merayakan hari kesyukuran ini. Juga setinggi tinggi penghargaan dan terima kasih ditujukan kepada Romo Yohanes Berchmans Watun dari Keuskupan Wetebula Sumba, karena sudi menerima undangan kami. Ucapan terima kasih yang tak terhingga untuk semua penderma dari umat Komiti Tukad, Komiti Filipino dan Komiti Indonesia. Akhir kata, kami selaku penganjur menyeru kepada semua kita yang hadir dalam perayaan ini; Marilah kita jadikan susana ini untuk lebih mengenali satu dengan yang lain, walaupun kita dari berbagai komuniti, adat dan budaya namun kita tetap satu dalam iman, inilah yang dinamakan Gereja Sinodal kita.
Kesempatan juga diberikan kepada Pengerusi Majlis Pastoral Paroki, Sdra. Willie Binati. Dalam kesempatan itu, pengerusi MPP berkata; “Syukur puji Tuhan kerana sekali lagi kita merayakan HUT Kemerdekaan Indonesia bersama umat KPI dalam satu Paroki. KPI telah menjadi penggerak untuk membawa umat dalam segala penyertaan dalam apa juga aktiviti dalam gereja. Perayaan Misa Kudus sempena HUT telah menyatukan di dalam kesyukuran kita sambil mengenangkan erti KEMERDEKAAN itu. Penyertaan semua umat di dalam Perayaan Kesyukuran dan penyertaan persembahan itu memberikan peluang semua umat untuk BERPESTA dan berjumpa kenalan kenalan yang lama tidak bertemu.” Demikian ucapan dari pengerusi MPP Gereja St, Dominic.
Kemeriahan perayaan ini dilanjutkan dengan acara-acara pentas seperti tarian-tarian daerah, sukan tradisi, gerai-gerai jualan dan cabutan bertuah. Acara pentas diawali dengan tarian jemputan para VIP iaitu Romo Manz, Fr, Stanley, Sr. Younne dan Sr. Jadine, Ketua Majlis Pastoral Paroki (MPP), barisan wakil-wakil dari komiti-komiti gereja dan luarstasi serta kedua guru CLC iaitu Pn. Firda Siregar yang berasal dari Batak Toba, Medan, Sumatera Utara, yang mengajar di CLC Tye Yang Estate dan Ibu Aisha Sunarto dari Bugis, Sulawesi Selatan yang mengajar di CLC Lahad Datu. Tarian jemputan oleh Komiti Tukad dan KPI ialah tarian Sumazau oleh anak-anak muda suku kaum Kadazan Dusun dan Tarian Seleng oleh anak-anak muda Flores, NTT. Selepas para VIP memasuki ruangan acara, semua umat dijemput berdiri untuk bersama-sama mendengarkan pembacaan Teks Proklamasi diikuti dengan nyanyian lagu kebangsaan “Indonesia Raya” dan “Mengheningkan Cipta” untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan perang. Peristiwa damai itu dilanjutkan dengan tarian pembuka tirai iaitu “Wonderland Indonesia” atau “The Sacred of Nusantara”. Tarian ini dipersembahkan langsung oleh Orang Muda Katolik (OMK) Komiti Pastoral Indonesia (KPI). Tarian yang telah di latih oleh saudari Mariana Supraty dan Kristina Amun. Tarian yang menceritakan tentang sejarah, perang, keberagaman budaya dan bahasa, serta kejayaan Nusantara di masa lampau dan keajaiban-keajaiban di dalamnya. Karya ini merupakan persembahan anak bangsa untuk membangkitkan kembali rasa cinta akan tanah air Indonesia di hari kemerdekaan Indonesia ke-78 tahun.
Berbagai persembahan tarian daerah dari berbagai suku kaum telah dipersembahkan dari KKD maupun luarstasi, termasuk dari suku kaum Kadazan Dusun dan suku kaum Filipino. Umat yang hadir merasa gembira kerana dapat merayakan perayaan kesyukuran atas kemerdekaan ini bersama dan dapat menyaksikan persembahan-persembahan pentas.
Perayaan di tutup pada jam 5 petang. Akhirnya semua umat dan OMK bersama-sama gotong-royong membersihkan kawasan pentas. Semua pulang dengan penuh rasa syukur dan perayaan ini menjadi buah bibir di kalangan umat paroki St, Dominic, Lahad Datu.